Senin, 28 Desember 2009

Seputar Jurnalistik


Sebagian siswa mungkin beranggapan bahwa dalam ekstrakulikuler ini kegiatan utamanya hanyalah menulis. Termasuk didalamnya bagaimana membuat suatu karya tulis yang panjang, rumit, dan membosankan. Namun sejenak kita hilangkan pendapat itu. Jika ditelaah lebih teliti banyak hal-hal yang terdapat pada ekstrakulikuler jurnalistik. Tidak sekedar sebagai penyebar informasi ekskul ini memberikan pengalaman dan manfaat. Terutama bagi mereka yang ingin meneruskan sekolah di bidang Jurnalisme.

Untuk menghasilkan output yang dapat dikonsumsi umum maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan informasi/berita. Disinilah peran wartawan dan reporter untuk mencari informasi tersebut. Tentunya ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan seorang pelajar yang tidak memiliki pengalaman.
Setelah mendapatkan informasi yang akurat tugas selanjutnya adalah menyajikannya dalam bentuk tulisan. Tulisan tersebut tidak semata-mata ditampilkan apa adanya. Karya tersebut dapat ditambahkan dengan beberapa tampilan seperti ilustrasi, karikatur, foto, maupun video. Tugas terakhir adalah menyebarkan hasil output pada khalayak umum.
Begitu banyak tahapan yang dilalui tersebut memberikan pengalaman dan pengetahuan baru.

Tidak salah jika jurnalistik dihubungkan dengan kegiatan tulis menulis. Namun perlu diketahui banyak keahlian dan ketrampilan yang diperlukan dan digunakan dalam dunia jurnalistik. Bagian utama tersebut adalah jurnalisme, writing, drawing, fotografi, dan video-sinematografi. Jurnalisme berbicara seputar keredaksian dan penerbitan, termasuk di antaranya ketrampilan menulis berita, feature, wawancara, dan liputan (reportase), mading, buletin, majalah, broadcasting, dan desain grafis. Writing berorientasi pada karya berbasis teks, semisal cerpen, puisi, novel, opini, esai, antologi, atau tulisan ilmiah termasuk blogging. Drawing mewadahi minat terhadap rupa, seperti sketsa, ilustrasi, komik, manga, karikatur, dan kartun. Fotografi mengapresiasi karya foto plus editing grafisnya. Sinematografi mengapresiasi pada proses karya audiovisual, yang berpijak pada alat multimedia, editing, penulisan skenario, story board, beserta proses kreatif di dalamnya.

Begitu banyak hal yang dapat dilakukan di ekstrakulikuler Jurnalistik. Bukan hanya keahlian yang secara nyata seperti diatas yang kita peroleh. Dalam proses hal-hal menarik dapat bermunculan. Kreatifitas meningkat, ide-ide, gagasan bermunculan. Dan semua itu dapat kita aktualisasikan dalam suatu media. Di bidang tata usaha pun siswa-siswi dapat belajar me-manage keluar masuknya surat.

Mengelola suatu produksi juga merupakan pembelajaran penting. Ketika hendak menerbitkan suatu majalah atau buletin. Maka diperlukan pemikiran dan perencanaan yang matang. Kesalahan mengorganisir menyebabkan produk yang kurang dan tidak memuaskan.Menerbitkan suatu majalah bukan hal yang mudah terlebih masalah dana yang tidak sedikit. Disinilah para siswa-siswi berupaya mencari funding dari luar berupa iklan dari sponsor. Setidaknya kita dapat belajar melakukan negosiasi dan awal baik untuk berwirausaha. Siswa juga dapat mepraktekan Information Computer Technology [ICT].

Jurnalistik sebagai penyebar informasi
Informasi yang diberikan haruslah informasi yang berguna dan up to date. Untuk itu para siswa-siswi menyelesaikan tugas tepat waktu sesuai dengan tenggat waktu [deadline]. Kedisiplinan sangat diperlukan dalam hal ini. Selain itu brand image seseorang atau lembaga ditentukan sejauh mana ia dicitrakan. Karena melalui jurnalistik informasi mengenai sesuatu akan sampai pada publik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar