Menurut Anda, apakah orang yang mempunyai jabatan atau gelar tinggi, juga berarti memiliki kecerdasan emosional? Padahal sebenarnya, kesuksesan dan bahagia akan diraih jika seseorang bisa menggabungkan setidaknya tiga kecerdasan,
yakni :
IQ (Intelligent Quotient)atau KECERDASAN INTELEKTUAL
Kecerdasan intelektual (IQ) berkait dengan keterampilan seseorang
menghadapi persoalan teknikal dan intelektual. Kecerdasan intelektual bukan faktor dominan dalam keberhasilan seseorang, terutama dalam dunia bisnis maupun sosial. Menurut Daniel Goleman, banyak sarjana yang cerdas dan saat kuliah selalu menjadi bintang kelas, namun ketika masuk dunia kerja malah menjadi anak buah teman sekelasnya yang prestasi akademiknya pas-pasan. Sebagai contoh, jika pendidikan di Indonesia mengabaikan aspek keunggulan IQ, sulit bagi Indonesia untuk bersaing dalam bidang sains dan teknologi pada persaingan global.
EQ (Emotional Quotient) atau KECERDASAN EMOSIONAL
EQ adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosinya saat menghadapi situasi yang menyenangkan maupun menyakitkan. EQ yang tinggi akan membantu seseorang dalam membangun relasi social dalam lingkungan keluarga, kantor, bisnis, maupun sosial. Bagi seorang manajer, kecerdasan emosional merupakan syarat mutlak. Lagi-lagi amat disayangkan, pendidikan kita miskin konsep dalam membantu mengembangkan EQ, bagi siswa maupun mahasiswa. Pelatihan EQ ini amat penting guna menumbuhkan iklim dialogis, demokratis, dan partisipatif karena semua menuntut adanya kedewasaan emosional dalam memahami dan menerima perbedaan. Pluralitas etnis, agama, dan budaya akan menjadi sumber konflik laten jika tidak disertai tumbuhnya budaya dialogis dan sikap empati. Teori ini juga biasaya digunakan untuk melihat perilaku dan gaya kepemimpinan seseorang dalam kelompok terbatas. Dalam wilayah sosial dan politik, terlalu banyak variabel yang tidak cukup dianalisis dengan teori EQ.
SQ (Spiritual Quotient) atau KECERDASAN SPIRITUAL
Tidak kalah penting, kecerdasan spiritual (SQ) yang berkait dengan masalah makna, motivasi, dan tujuan hidup sendiri. Jika IQ berperan memberi solusi intelektual-teknikal, EQ meratakan jalan membangun relasi sosial, SQ mempertanyakan apakah makna, tujuan, dan filsafat hidup seseorang.
Menurut Ian Marshall dan Danah Zohar, penulis buku SQ, The Ultimate Intelligence, tanpa disertai kedalaman spiritual, kepandaian (IQ) dan popularitas (EQ) seseorang tidak akan memberi ketenangan dan kebahagiaan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar